Siapa yang tidak kenal Fajar di HappyFresh? Pastinya pada kenal semua dong ya, dialah Chief Technology Officer (CTO) yang juga Co-Founder dari HappyFresh. Kebayang kan, HappyFresher?
Bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-4 kami, kami memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak wawasan dari Fajar sendiri tentang bagaimana ia mendirikan HappyFresh di tahun 2014.
Fajar tahu bahwa dia sama seperti jutaan ayah lainnya di Indonesia. “Saya memiliki karier sendiri, saya suka bermain dengan anak-anak saya dan membantu istri saya berbelanja bahan makanan setiap akhir pekan,” tambahnya.
Ketika ditanya bagaimana dia mendirikan HappyFresh, dia menjawab, “Semuanya dimulai ketika saya menemani istri saya ke supermarket,” ungkapnya.
“Bagaimana jika istri saya perlu melakukan ini sendirian?” -Fajar
Fajar merasa tidak enak setiap kali melihat istrinya berputar-putar mendorong troli, istrinya tampak lelah sementara dia meletakkan semua bahan makanan itu ke dalam troli. Jadi dia bertanya-tanya, “bagaimana jika istri saya perlu melakukan ini sendirian?”
“Bagaimana jika istri saya perlu berkeliling mendorong troli sendirian?”
“Bagaimana jika antriannya terlalu panjang?”
“Bagaimana jika istri saya perlu membawa semua bahan makanan itu sendiri?”
Karena itu, ia ingin menyederhanakan pengalaman berbelanja bahan makanan istrinya. Dan, ta-daaa! Begitulah cara Fajar menemukan HappyFresh. Empat tahun kemudian, dia dan istrinya tidak perlu khawatir lagi akan kehabisan bahan makanan dan mereka dapat memiliki waktu yang lebih berkualitas bersama. “Siapa sangka, pemikiran sederhana itu telah membawa kita sejauh ini,” kata Fajar.
HappyFresh didirikan pada Oktober 2014 dan telah beroperasi sejak Maret 2015. Berkantor pusat di Indonesia, HappyFresh sekarang beroperasi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Kisah suksesnya tentu tidak dimulai dengan awal yang mulus.
“Setelah saya selesai menyiapkan Koprol dan menjualnya ke Yahoo pada tahun 2010 yang ditutup pada tahun 2012, pada akhir tahun 2014 saya membangun sebuah startup dalam bidang komunikasi, tetapi mengalami beberapa kesulitan dalam memperoleh dana. Kemudian, saya akhirnya memikirkan bisnis dengan peluang lain,” kenangnya.
Dia melihat sebuah perusahaan jasa pengiriman bahan makanan bernama Instacart di Amerika Serikat yang menjadi sumber inspirasinya, kemudian dia bersama-sama menemukan HappyFresh dengan teman-temannya.
Tantangan terbesar Fajar adalah ketika HappyFresh memulai bisnisnya. Dia mencari mitra supermarket yang ingin bekerja sama. Pada saat itu, HappyFresh adalah bentuk bisnis yang belum banyak orang tahu dan masih belum memiliki rekam jejak.
Setelah berkali-kali mencoba, Fajar akhirnya berhasil mendapatkan kepercayaan Ranch Market dan Farmer’s Market sebagai mitra awal HappyFresh. Berkat kemitraan ini, ia membuka lebih banyak pintu ke supermarket lain.
Percaya atau tidak, sekarang situasinya terbalik – banyak supermarket yang menantikan untuk bermitra dengan HappyFresh.